Sabtu, 21 Juni 2008

kehilangan kepercayaan diri

Pede (Percaya Diri)

Bagaimana Menjadi Percaya Diri?
Gabungkan 3M
Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini "percaya diri (pede)"... ada orang yang telah merasa kehilangan rasa percaya diri dalam hidupnya, terkait dengan krisis diri, tidak berguna, depresi, hilang kendali dll. Ada juga orang yang belum pede dengan apa yang dilakukannya, yang dimilikinya atau apa yang ditekuninya. Ada juga orang yang kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu. Berdasarkan praktek hidup, kita bisa mengatakan bahwa yang terakhir itu normal, dalam arti dialami oleh semua orang.
Sebenarnya apa sih yang kita maksud dengan pede itu???
Kalau melihat keliteratur ilmiahnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan pede ini. Di sini saya hanya ingin menyebutka (4) empat saja :
  1. Self-concept : Bagaimana kita menyimpulkan diri kita secara keseluruhan, bagaimana kita melihat potret diri secara keseluruhan, bagaimana kita mengkonsepsikan diri kita secara keseluruhan
  2. Self-esteem : Sejauh mana kita punya perasaan positif teradap diri sendiri, sejauhmana kita punya perasaan tentang sesuatu yang bernilai atau berharga dari diri kita
  3. Self-efficacy : Sejauh mana kita punya keyakinan atas kapasitas yang kita miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus
  4. Self-confidence : Sejauh mana kita ppunya keyakinan terhadap penilaian kita atas kemampuan kita dan sejauh mana kita bisa merasakan adanya "kepantasan" untuk sil

Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan diri itu adalah efek dari 3M... bagaimana kita merasa, meyakini, dan mengetahui. Ketika ini di kaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :

  • Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh
  • Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (mengambang)
  • Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
  • Kurang termotifasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
  • Sering gagal dalam menyempurnakan tugas² atau tanggung jawab (tidak optimal)
  • Canggung dalam menghadapi orang
  • Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan mendengar yang meyakinkan
  • Sering memiliki harapan yang tidak realistis
  • Terlalu perfeksionis
  • Terlalu sensitif (perasa)

Sebaliknya orang yang punya rasa percaya diri yang bagus, meraka punya perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya rasa percaya dir bagus adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungan. Berbagai studi dan pengalaman telah menjelaskan bahwa kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang mendasar dalam praktek hidup kita. pertama, kepercayaan diri terkait dengan bagaimana seseorang memeperjuangkan keinginan untuk meraih sesuatu (prestasi dan performansi). kedua, kepercayaan diri terkait dengan kepercayaan seseorang dalam menghadapi masalah yang menghambat perjuangannya. Bagaimana seseorang merumuskan tujuan atau target untuk dirinya, sejauh mana orang memeperjuangkan target itu, sekuat apa orang itu mampu menghadapi masalah yang muncul, dan setangguh apa orang itu bisa menghadapi kegagalan.

Sisi-sisi negatif- Perlu kita waspadai juga bahwa ada sisi² negatif di balik kepercayaan diri yang tinggi. Dan itu perlu kita kelola secara proporsional agar tidak membuahkan sikap dan perilaku yang merugikan atau merusak, di antaranya :

  • Arogansi : Merendahkan orang lain (looking down) karena merasa lebih tinggi atau lebih di atas. Jangan sampai kita merendahkan orang lain, apalagi menghina baik dengan kata² maupun perbuatan
  • Merasa paling benar sendiri dan tidak bisa menerima kebenaran milik orang lain : Selalu merasa paling benar
  • Menolak opini orang lain (stubbornness) : Opini orang lain memang tidak semuanya perlu kita dengarkan tapi juga tidak semuanya perlu kita tolak, ada hal² positif yang bisa kita ambil
  • Memiliki model komunikasi yang agresif, otoriter, bergaya memaksa atau tanpa empati : Model komunikasi demikian kerap menimbulkan kualitas hubungan yang kurang "sincere" di samping juga lebih banyak mengundang konflik, perlawanan atau resistensi. Secara naluri orang akan lebih nyaman bila didekati dengan model komunikasi yang empatik, persuasif
  • Kurang perhitungan terhadap bahaya potensial atau kurang perhatian terhadap hal² yang detail : Berani menghadapi tantangan, punya keyakinan yang tinggi atas kemampuan mengatasi masalah atau berfikir "beyond the technique" itu memang positif dan dibutuhkan. Tetapi jika ini membuat kita menjadi terbiasa menyepelekan, menganggap enteng, sembrono, tentu membahayakan
  • Kurang bisa mempercayai kapasitas orang lain atau terlalu perfeksionis dalam menilai orang lain : Tidak udah mempercayai omongan orang lain atau tidak mudah mempercayai penjelasan orang lain atas kemampuannya sebelum ada bukti² yang nyata, memang ini dibutuhkan. Tetapi akan menjadi masalah jika kita tidak bisa mempercayai orang lain dalam semua hal, tidak bisa mendelegasikan pada orang lain untuk semua pekerjaan, selalu underestimate, selalu ingin menjadi "polisi" atas orang lain, ini akan menyusahkan diri sendiri

Membangun kepercayaan diri- Bagi sebagian kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan diri atau merasa telah kehilangan kepercayaan diri, mungkin kita bisa menjadikan langkah² berikut ini sebagai latihan :

  1. Menciptakan definisi diri yang positif- Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinan kita adalah mengubah definisi diri kita. Bagaimana menciptakan definisi positif? pertama, membuat kesimpulan / opini yang positif tentang diri kita. kedua, belajar melihat bagian² positif / kelebihan / kekurangan yang kita miliki. ketiga, membuat dialog dengan diri sendiri tentang hal² positif yang bisa kita lakukan. Selain ketiga tersebut, yang perlu dilakukan adalah menghentikan opini diri negatif yang muncul, misal saya tidak berguna, tidak punya kelebihan apa², saya hanya beban orang tua dan seterusnya. Dan tugas kita adalah menggantinya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif
  2. Memperjuangkan keinginan yang positif- Selanjutnya adalah merumuskan program/agenda perbaikan diri. Semisal dengan adanya target baru yang hendak kita capai atau merumuskan langkah² positif yang akan kita lakukan (entah itu kecil ataupun besar). Pada akhirnya kita hanya akan menjadi baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita
  3. Mengatasi masalah secara positif- Pede juga bisa diperkuat dengan cara memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah pede. Kita akan menjadi orang yang tidak mudah minder ketika menghadapi masalah. Karena itu ada yang mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa menggunakan jurus pasrah atau kalah, ini akan menjadi kebiasaan yang membuat kita seringkali bermasalah
  4. Memiliki dasar keputusan yang positif- Kalau di baca dari praktek hidup keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuan dalam menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan. Orang yang sekelas Mahatma Gandhi saja sempat goyah ketika tiba² realitas berubah secara tak terduga-duga. Tapi, Gandhi punya cara yang bisa kita tiru "Ketika saya putus asa maka saya selalu ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang"
  5. Memiliki model / teladan yang positif- Yang penting juga adalah menemukan orang lain yang bisa kita contoh dari sisi kepercayaan dirinya. Ini memang menuntut kita untuk sering² membuka mata melihat orang lain yang lebih bagus dari kita dan menjadikannya sebagai teladan. Saking pentingnya orang ini, ada yang mengatakan bahwa kita bisa memperbaiki diri dari dua hal : pertama, pengalaman pribadi (

Tidak ada komentar: